weather

booked.net

Selasa, 17 Desember 2019

Gentingnya masalah stunting di Indonesia



Anak-anak di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10).
Anak-anak di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10). | Basri Marzuki /ANTARA FOTO
Dalam debat ketiga Pilpres 2019, kesehatan masuk dalam daftar topik yang diangkat. Stunting, adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu menjadi sorotan. Jangankan diberantas, angka stunting di Indonesia masih masuk kategori sangat tinggi menurut standar WHO.
Menurut WHO, stunting adalah kondisi gagal tumbuh. Ini bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai.
Anak dikatakan stunting ketika pertumbuhan tinggi badannya tak sesuai grafik pertumbuhan standar dunia.
Menurut pakar nutrisi dan penyakit metabolik anak, Damayanti Rusli Sjarif, dampak stunting bukan sekadar tinggi badan anak.
“Kalau anak pendek, ketika remaja dia bisa tumbuh lagi. Ada kesempatan kedua untuk menaikkan tinggi badan. Tapi kalau sudah stunting terkait pertumbuhan otak, ketika sudah besar, anak tidak bisa diobati lagi,” jelas Damayanti.
Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2018 yang diolah Lokadata Beritagar.id menunjukkan, 30,8 persen balita di Indonesia mengalami stunting. Angka ini turun jika dibandingkan data Riskesdas 2013, yakni 37,2 persen.
"Meski demikian, angkanya masih jauh dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 20 persen," ujar Kepala Balitbang Kesehatan, Siswanto.
Ambang batas prevalensi stunting dari WHO mengategorikan angka stunting 20 sampai kurang dari 30 persen sebagai tinggi, dan lebih dari atau sama dengan 30 persen sangat tinggi. Indonesia tidak sendiri. Ada 44 negara lain dalam kategori angka stunting sangat tinggi.
WHO juga mencatat, 60 dari 134 negara masih memiliki tingkat stunting di bawah standar 20 persen. Padahal, stunting adalah indikator kunci kesejahteraan anak secara keseluruhan. Negara-negara dengan angka stunting tinggi merefleksi ketidaksetaraan sosial di dalamnya.
WHO menjadikan stunting sebagai fokus Global Nutrition Targets untuk 2025, juga Sustainable Development Goals untuk 2030.


Gentingnya masalah stunting membuat sejumlah pihak meminta solusi konkret dari kedua pasangan capres dan cawapres. Hal ini diharapkan muncul dalam debat Pilpres 2019 mendatang.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta, para cawapres membahas soal stunting dalam debat antara cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.
"Caranya, pertama penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat pentingnya gizi seimbang, kemudian bagaimana mendeteksi secara dini kalau ada bayi atau ibu hamil kekurangan gizi, bagaimana cara memberikan treatment dengan segera dan tepat. Kalau di dunia kesehatan tiga langkah itu paling penting," papar Ketua Umum IDI, Daeng Mohammad Faqih.
Namun, upaya memberantas stunting tidak hanya harus jadi perhatian pelaku sektor kesehatan. Sektor ketersediaan pangan, harga pangan terjangkau, dan lapangan kerja guna mencukupi kebutuhan hidup juga perlu diperhatikan.
Masih soal stunting, menilik dari kacamata lain, peneliti bidang sosial The Indonesian Institute, Umi Lutfiah berpendapat kedua pasangan capres dan cawapres perlu lebih fokus pada remaja perempuan.
Karena untuk melahirkan generasi bebas stunting di kemudian hari, para remaja perempuan ini harus memiliki gizi baik terlebih dahulu.
Tidak hanya dari aspek kesehatan, peningkatan peran perempuan dalam ekonomi keluarga dan pengasuhan anak juga penting. Pasalnya, jika perempuan punya posisi ekonomi baik dalam keluarga, daya tawar mereka pun lebih baik.
Termasuk dalam penentuan belanja keluarga. Perempuan diharapkan bisa mengutamakan gizi anak atau balita dalam belanja keluarga.
"Besar harapan kita, masyarakat Indonesia, bahwa program kerja yang sudah luar biasa bagus ini tidak hanya terpasang manis dalam dokumen janji kampanye saja. Lebih dari itu, semua masyarakat Indonesia menantikan eksekusi nyata dari program-program tersebut agar tercipta Indonesia bebas stunting dan berdaya saing," papar Umi.
Apa program dan solusi para calon pemimpin? Kita nantikan dalam debat cawapres yang akan dihelat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/3/2019) malam.

0 komentar:

Posting Komentar