weather

booked.net

Selasa, 12 November 2019

Sikat Gigi


BAB 1
PENDAHULUAN

·            Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan peningkatan pengetahuan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak.
Banyak orang tua yang mengeluhkan bahwa perawatan gigi anak, sulit dan memerlukan banyak waktu. Keluhan  ini dapat di mengerti bahwa banyak orang tua yang belum sadar betul akan perlunya perawatan gigi anak. Umumnya orangtua beranggapan bahwa gigi anak-anak tidak perlu dirawat karna akan diganti dengan gigi dewasa . Peran orang tua juga sangat penting untuk menjaga kesehatan anak-anaknya, apalagi untuk urusan kesehatan gigi. Perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh anak. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak.
Gigi bagi seorang anak penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu sebagai alat pengunyah, membantu dalam berbicara, keseimbangan wajah, penunjang estetika wajah anak dan khususnya gigi sulung berguna sebagai panduan pertumbuhan gigi permanen. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 2 sampai 6 tahun dimana pada  masa ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan Intelektual dan sosioemosional.  Anak usia dini biasa mengikuti program prasekolah.
Karies gigi merupakan penyakit yang sangat luas dijumpai diseluruh dunia pada zaman sekarang, walaupun penularan penyakit ini dari satu orang ke orang lain tidak dijumpai. Karies gigi sudah dapat terjadi pada anak-anak usia 3-4 tahun.
 Masalah kesehatan gigi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.  Prevalensi karies di Indonesia mencapai  90% dari populasi anak balita. Menurut laporan penelitian oleh pengendalian dan pencegahan penyakit pada tahun  2007 menunjukkan bahwa karies gigi telah meningkat khususnya pada anak usia balita dan anak prasekolah, yaitu dari 24% menjadi 28% dimana pada anak usia 2-5 tahun meningkat menjadi 70% dari karies yang ditemukan. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)  tahun 2013 masalah kesehatan gigi dan mulut mencapai presentasi sebesar 25,9%.
Praktek kebersihan  mulut oleh individu merupakan tindakan pencegahan yang paling utama dianjurkan, juga berarti individu tadi telah melakukan tindakan pencegahan yang  sesungguhnya, praktek  kebersihan  mulut  ini dapat dilakukan individu dengan cara menggosok gigi.  Menggosok  gigi berfungsi  untuk menghilangkan dan mengganggu  pembentukan plak dan debris, membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi, menstimulasi jaringan gingiva, menghilangkan bau mulut yang tidak diinginkan. (Depkes RI, 2004)
Perilaku  menggosok  gigi  pada  anak  harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa. Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menggosok gigi, serta frekuensi dan waktu menggosok gigi yang tepat.(Houwink, 1994)
Teknik  menyikat  gigi  yang  tepat sangat penting dalam mencapai kebersihan gigi dan mulut. Banyak anak yang tidak diberi pengetahuan tentang cara menyikat gigi. Keberhasilannya juga masih tergantung pada pasta gigi, jenis sikat, waktu menyikat, dan metode menyikat gigi yang digunakan. Metode menyikat gigi manual termasuk Bass, Stillman, Fones, Charter, horizontal, vertikal, Scrub, dan Roll telah diajarkan selama beberapa decade
Metode Audio Visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas  atau  mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan dengan penelitian Ika dan Iwan pada tahun (2014) dengan judul penelitian pengaruh media audio visual (Video) terhadap hasil belajar siswa, yang mengatakan bahwa menggunakan metode Audio visual lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.
·               Tujuan
Untuk  mengetahui tingkat keterampilan  menggosok gigi pada anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual dan simulasi.





 


BAB II
PEMBAHASAN

·         Menyikat Gigi

Menyikat  gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Saat ini telah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggosok gigi. Hal yang harus diperhatikan dalam menggosok gigi adalah (Rahmadhan, 2010) :
·         Waktu menggosok gigi 
Menggosok gigi minimal dua kali dalam sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam  hari sebelum tidur. Hal ini disebabkan  karena dalam waktu 4 jam, bakteri mulai bercampur dengan makanan dan membentuk plak gigi. Menyikat gigi setelah makan bertujuan untuk menghambat proses tersebut. Lebih baik lagi menambah waktu menyikat gigi setelah makan siang atau minimal berkumur air putih setiap habis makan.
·         Menggosok gigi dengan lembut
Menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan gigi dan gusi. Menggosok gigi tidak diperlukan tekanan yang kuat karena plak memiliki konsistensi yang lunak, dengan tekanan yang ringan plak akan terbuang.
·         Durasi dalam menggosok gigi
Menggosok gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Menggosok gigi yang tepat dibutuhkan durasi minimal 2 menit.
·         Rutin mengganti sikat gigi
Sikat gigi yang sudah berusia 3 bulan sebaiknya diganti karena sikat gigi tersebut akan  kehilangan  kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik.  Apabila kerusakan sikat  gigi terjadi sebelum berusia 3 bulan merupakan tanda bahwa saat menggosok gigi tekanannya terlalu kuat.


·         Menjaga kebersihan sikat gigi
Kebersihan sikat gigi merupakan hal yang paling utama karena sikat gigi adalah salah satu sumber menempelnya kuman penyakit.
·         Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride Pasta gigi berperan penting  dalam membersihkan dan melindungi gigi dari kerusakan karena pasta gigi  mengandung  fluoride. Penggunaan pasta gigi tidak perlu berlebihan  karena yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah teknik menggosok gigi.

·         Media Audio Visual
Media audio visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu anak dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan audio visual adalah suatu peralatan yang dipakai oleh para guru dalam  menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.
Media audio visual termasuk dalam multimedia yaitu  jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran  film, slide suara dan lain sebagainya.
Penggunaan media audio visual dapat mempertinggi perhatian anak dengan tampilan  yang  menarik. Selain itu, anak akan  takut  ketinggalan  jalannya  video tersebut  jika  melewatkan  dengan  mengalihkan  konsentrasi  dan  perhatian.  Media audio visual  yang  menampilkan  realitas  materi  dapat  memberikan  pengalaman  nyata pada siswa saat mempelajarinya sehingga mendorong adanya aktivitas diri.
Fungsi Media Pembelajaran Menurut Oemar Hamalik (dalam Musfiqon, 2012, hlm. 32), “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.”
Pesan  pembelajaran  yang  disampaikan  tanpa  menggunakan  media  akan  terasa  hambar dan tidak akan membekas  jika  tidak menggunakan media. Begitupun semangat  anak  untuk  belajar  sangat  rendah  bahkan  bisa  dikatakan  tidak  ada.  Ketika pembelajaran sudah mencapai titik jenuh dan tidak ada semangat anak untuk melanjutkan kegiatan belajar, maka kehadiran sebuah media akan terasa sangat membantu dan sangat diperlu kan.
·         Oral Health Promotion Based On Audio Visual

·         Tanggapan Anak tentang Lagu MOGIGU
Menurut  si  Anak  Lagu  MOGIGU  nya  terlalu  cepat dilakukan oleh pemeran dan anak  kurang suka dengan pemeran yang diakukan oleh orang dewasa.

·         Tabel Checklist
Tabel ini diberikan pada orang tua anak yang digunakan untuk mengetahui apakah si anak menyikat gigi apa tidak nya, jika si anak menyikat gigi maka lembaran checklist di contreng oleh orangtuanya berdasarkan waktu si anak menyikat gigi. Pada hari terakhir lembaran checklist ini berguna untuk melihat evaluasi terhadap perilaku menyikat gigi si anak apakah bertambah baik setelah diberikan MOGIGU atau apakah sebaliknya.

Hari/
Tanggal
Kamis
26/9
Jumat
27/9
Sabtu
28/9
Minggu
29/9
Senin
30/9
Selasa
01/10
Rabu
02/10



PARAF
PAGI










MALAM














·         Aspek Kognitif, Psikomotorik, dan Bahasa
Aspek
Jenis kegiatan
Kognitif
Memperlihatkan pada anak tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan media lagu  MOGIGU
Psikomotorik
Anak menyikat gigi sesuai dengan yang diinstruksi pada MOGIGU
Bahasa
Menggunakan kalimat yang dipahami oleh si anak dan dilakukan secara berulang-ulang

·         Hasil yang didapat menurut Teori Rogert
·         Kesadaran (Awareness)
Anak diputarkan video cara menggosok gigi yang baik dan benar MOGIGU (menggosok gigi asyik dengan lagu)
·         Ketertarikan (Interest)
Setelah diputarkan video, anak ada sedikit ketertarikan untuk mencoba menyikat gigi dengan instruksi sesuai dengan MOGIGU
·         Evaluasi (Evaluation)
Setelah dilakukan pemutaran video, anak mulai merasa bahwa MOGIGU baik dan asyik dilakukan untuk kebersihan giginya
·         Mencoba (Trial)
Anak mulai mencoba sedikit demi sedikit cara menyikat gigi sesuai gerakan MOGIGU
·         Adopsi (Adoption)
Setelah mencoba sedikit demi sedikit, si anak akan mulai menerapkan sikat gigi yang baik dan benar.





BAB III
PENUTUP

·         Kesimpulan
Dalam merubah perilaku anak salah satu metode yang bisa digunakan adalah audio visual yang mencakup indera pendengaran,  indera penglihatan dan anggota tubuh lainnya. Dari hasil evaluasi di dapatkan bahwa dengan menggunakan audio visual itu efektif untuk membantu orangtua dalam memberikan pengetahuan pada anak terkait kebersihan gigi dan mulut.
·         Saran
Diharapkan pada ibu untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anaknya, dan mendorong untuk merubah perilaku anaknya dalam menyikat gigi yang baik dan benar.



















Daftar Pustaka
·         Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia. Jakarta; 2007.
·         Eriska. Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak dini. Universitas Padjadjaran. 2005.
·         Hartono, A. Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik,Diagnosa dan Rencana Perawatan. Jakarta. EGC;1991.
·         Sikat Gigi Pagi dan Malam. [internet]. Available from: http://www.sikatgigipagidanmalam.com.
·         Worang, TY. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak Di Tk Tunas Bhakti Manado. Skripsi : Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado; 2014.
·         Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1–384. https://doi.org/1 Desember 2016.
·         Depkes RI. 2004. Upaya Kesehatan gigi Masyarakat. Direktorat Jendral Pelayanan Medik. Jakarta
·         Houwink. B.et al. 1994. Ilmu Kedokteran gigi pencegahan. Terjemahan sutatmi. Indirawati Tjahya N, Sintawati, F.X, Yovita, Tince.
·         Wyne, A.H., Chohan, A.N., Abdulsalam, Z.A., Qedrah, A.A., Qahtani, S.A., 2005. Oral Health Knowledge and Sources of Information Among Male Secondary School Children in Riyadh. Saudi Dent J. 17(3): h. 140-45.
·         Asadoorian, J., 2006. Position Paper on Tooth Brushing. Canad J Dent Hygi. 40(5): h. 232-48.
·         Ramadhan. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Bukune. 2010

0 komentar:

Posting Komentar